twitter
rss

Surabaya - Setelah disibukkan dengan ulat bulu, kini warga Surabaya resah dengan merebaknya Tomcat atau Kumbang Ruve. Merangseknya Tomcat ke pemukiman bisa dikatakan sebagai ajang balas dendam karena kenyamanannya terganggu.
"Tidak mungkin mereka tiba-tiba muncul begitu saja. Tomcat bukan hasil mutasi yang cepat dan instant," kata Yunus Fransiscus dari Pusat Lingkungan Hidup Ubaya, Selasa (20/03).
Serangan tomcat ke pemukiman dikatakan Yunus merupakan respon alamiah. Ia mencontohkan adanya serangan gajah di Lampung yang juga ditengarai disebabkan terganggunya gajah oleh serangan manusia.
Ketika habitatnya dirusak manusia, satwa tersebut sebenarnya juga mengalami kebingungan. Akhirnya respon yang muncul adalah dorongan mencari habitat baru.
Dengan munculnya Tomcat di beberapa wilayah Surabaya yang berdekatan dengan pantai, menurut Yunus, asal mula Tomcat memang berasal dari daerah rawa. Tidak heran jika mereka merangsek ke pemukiman yang dekat dengan rawa atau pantai.
Selain itu kawasan persawahaan di kota ini sudah digantikan dengan bangunan-bangunan bertingkat. Sementara predator yang biasa memangsa Tomcat juga diburu dan tak memiliki tempat berkembang biak yang layak. Dengan beberapa kejadian ini juga menandakan jika lingkungan hijau Surabaya sudah rusak.
Racun Tomcat
Binatang kecil berwarna merah dan hitam yang ekornya berdiri menyerupai Kalajengking, kini menjadi serangan ganas bagi warga.
Tomcat yang hanya mengandalkan cairan racun yang dikeluarkan dari tubuhnya, sudah membuat bingung dan resah warga. Setiap orang yang terkena cairannya, langsung menimbulkan iritasi hebat pada kulit. Bahkan pada tingkat tertentu, rasa gatal yang panas itu akan berubah menjadi lepuhan-lepuhan mirip luka akibat tersundut benda panas atau api pada kulit.
Bahkan lepuhan mirip harves itu akan mengeluarkan nanah. Jika tak segera ditangani akan beresiko tinggi pada kulit. Karena itu, jika terkena cairan tersebut, hendaknya langsung dicuci dengan air dan sabun. Karena itu di beberapa tempat yang sudah disibukkan dengan Tomcat, disarankan untuk mengurangi pencahayaan rumah saat petang sampai malam hari.
Selain itu, dianjurkan tidak menjemur pakaian dan sebagainya yang biasa kita gunakan atau bersentuhan dengan kulit. Sebab Tomcat ini tak perlu menggigit manusia, hanya dengan cairannya saja, sudah bisa melukai kulit kita. Karena itu, jika menjemur pakaian malam hari di daerah yang terserang Tomcat, akan sangat berbahaya.
“Sebaiknya tak menjemur pakaian di luar rumah. Kalau petang dan malam, kurangi cahaya lampu dan tutup pintu rumah. Cairan Tomcat yang melekat pada pakaian yang dijemur saja bisa melukai kita. Apalagi jika ada Tomcat di lantai, jangan berusaha mematikannya dengan tangan, tapi gunakan alat. Selain itu, lantai bekas Tomcat, sebaiknya dibersihkan dengan air jangan sampai cairan itu tersentuh kulit kita,” saran Kepala Dinas Pertanian Surabaya Samsul Arifin, Selasa (20/03).
Menurut Samsul, rata-rata serangan Tomcat ini di kawasan pesisir dan daerah yang sudah kehilangan area persawahan. Saat ini, lanjut dia, Tomcat sudah menyerang berbagai kawasan di Surabaya mulai dari kawasan Medokan Ayu, Perumahan Elit di Rungkut, Penjaringan Sari, Rungkut Harapan, Semampir, Kenjeran, Gunung Sari, Tegal Sari, Wonorejo, Dupak Bandarejo, Kedungdoro, dan Dukuh Pakis.
“Pagi ini dinas mendapat dua laporan lagi, tapi saya belum tahu lokasi tepatnya. Saya masih ada di lapangan, belum ke kantor,” tandas Samsul.
Dari tim yang turun ke lokasi, mengetahui jika tempat berkembang biaknya Tomcat ini di areal terbuka hijau yang tak terurus, bisa saja di taman atau di rerumputan serta belukar.
Penanganan 'Wabah' Tomcat
Untuk menangani masalah itu, pihak Dinas Pertanian Surabaya pun sudah berkoordinasi dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Dinas Kesehatan Surabaya.
Samsul juga menjelaskan, dengan kondisi saat ini (hujan) dan suhu udara yang lembab, menjadi waktu yang mendukung untuk berkembang biaknya Tomcat. Dengan upaya instansi terkait, sangat diharapkan hal ini tak meresahkan warga.
“Kita juga melakukan penyemprotan untuk Tomcat dengan cairan organik. Dengan cairan ini, sasaran kita ke Tomcat bisa tepat. Beda jika menggunakan cairan kimia, malah akan mematikan yang lainnya. Seperti tanaman dan predator Tomcat yang lain seperti cicak, kadal dan tokek, binatang ini memakan Tomcat dan Tomcat memakan hama wereng,” jelas Samsul.
Sementara untuk pemangkasan tanaman akan sangat membantu sinar matahari ke celah-celah pohon atau tanaman yang menjadi tempat berkembang biaknya Tomcat.
“Sesuai intruksi wali kota melalui Dinas Kesehatan, seluruh Puskesmas bisa menangani warga yang terkena serangan Tomcat secara gratis. Jika ada yang terkena Tomcat, maka langsung datang ke Puskesmas dan menjelaskan jika terkena Tomcat sehingga tak salah dalam memberikan obat. Terkait informasi obat yang beredar melalui SMS atau BBM, sebaiknya langsung tanyakan ke pihak medis supaya tidak salah penanganan,” kata Samsul.
Sementara itu untuk penangangan jangka panjang, tidak bisa tidak, harus dilakukan perubahan tingkah laku manusia. "Alih fungsi lahan harus diperhatikan agar tidak merusak habitat spesies yang ada di situ. Kalau rumahnya dirusak, pasti mereka akan mencari rumah baru," kata Yunus.
Sedangkan untuk preventif saat Tomcat mulai bermunculan ke pemukiman seperti saat ini, Yunus menyarankan untuk melakukan pemasangan kawat kassa. Fogging yang sebenarnya efektif membunuh serangga Tomcat harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak justru mengganggu kesehatan manusia di sekitarnya.
Warga Surabaya yang awalnya terkena sengatan Tomcat adalah Cruive (2) balita penghuni apartement EastCoast. Pada bagian badannya terlihat bercak merah.
Menurut penuturan babysiter Cruive, Alifah (40) kejadian tersebut sekitar 3 minggu lalu. Kejadiannya pun tidak diketahui awalnya seperti apa, dan juga penyebabnya. Tiba-tiba setelah Cruive bangun, badanya gatal-gatal dan terlihat bercak merah.
"Penanganan pertama yang kami lakukan adalah menggunakan minyak oles. Saat itu kami belum mengetahui apa penyebabnya. Setelah beberapa saat kok tidak sembuh, akhirnya dibawa ke dokter," ujar Alifa kepada CentroOne.com, Selasa (20/3).
"Di ketahuinya (ada Tomcat) ketika ada penyemprotan dari pihak Badan Pengelola Lingkungan (BPL) apartement EastCoast," imbuh Alifa.

Oleh: Windhi/Anggraenny/Made - Editor: Masruroh

Komentar

rivan
23 Mar 2012 - 18:30 (3 days ago)
seminggu yang lalu sekitar mata saya bengkak dan melepuh. sepertinya terkena air liur tomcat waktu tidur. pertama saya obati rivanol tapi hasilnya nihil, lalu terpikirkan dibenak saya tanaman yang mempunyai anti bakteri yaitu daun sirih. caranya adalah: ambil 2 gelas air lalu masak sampai mendidih, taruh 3 lembar daun sirih dibejana, tuangkan air panas tadi kedalam bejana tersebut aduk-aduk sampai airnya berubah agak kekuning-kuningan, tapi sebelumnya daunnya dicuci dulu ya. setelah uda tercampur dan menguning air rebusan tadi,tunggu sampai hangat, ambil kapas dan celupkan keair sirih peras dan tempelkan pada luka tersebut bisa juga dibasuhkan. lakukan juga pada waktu malam,agar obat bekerja secara maksimal, pagi lihat luka anda akan mengering, lakukan pengobatan ini sampai sembuh, biasanya sampai 3 hari. sekian tips dari saya. terimakasih assalamualaikum :)
freak 7
23 Mar 2012 - 10:14 (3 days ago)
btw, nih tomcat skg mendadak ngetop, bisa2 habis gini dikontrak main sinetron.
Dani Setiawan
20 Mar 2012 - 13:10 (6 days ago)
hijaukan surabaya kembalikan surabaya menjadi kota yang sejuk, stop pembangun yg berlebihan tolong jaga ekosistem alam... SEKIAN

Kirim Komentar

Untuk kirim komentar silahkan Login atau Register