twitter
rss



Menyoroti tentang penyebaran sekolah menengah kejuruan (SMK) yang belum merata di Surabaya. Dari seluruh wilayah metropolis hanya terdapat sekitar 11 SMK. Sebagian besar masyarakat mungkin masih tidak menyadari arti dan dampak ketimpangan ini. Setiap tahun ajaran baru dimulai, para orang tua dan calon siswa berlomba-lomba menyerbu SMU favorit yang ada. Keberadaan SMK sebagai salah satu wadah pendidikan seolah nyaris terlupakan.
Sebenarnya apa kelebihan SMK dibandingkan SMU? SMK membekali siswanya dengan sederet ilmu praktis untuk mencetak tenaga kerja siap pakai yang terampil. Istilah kejuruan berhubungan erat dengan karir. Sekolah kejuruan juga dapat dipandang sebagai pendidikan teknis yang secara langsung mengembangkan keahlian siswanya dalam bidang tertentu.
Sudah merupakan rahasia umum bahwa tingginya harga pendidikan di tanah air menyebabkan tidak semua lapisan masyarakat bisa mencicipi bangku universitas. Dengan hanya berbekal ijazah SMU tentulah tidak memadai untuk bersaing mendapatkan lapangan kerja. Situasi ini mendorong menjamurnya berbagai macam kursus yang menawarkan skill-skill penunjang yang makin diminati di kalangan masyarakat. Dengan menempuh pendidikan di SMK, lulusannya paling tidak sudah memiliki keterampilan dasar tanpa harus mengeluarkan biaya ekstra lagi.
Bagi mereka yang beruntung mengenyam pendidikan universitas, masalah tidak berhenti sampai di sini. Menyandang gelar sarjana juga bukan merupakan jaminan kerja. Banyak lulusan sarjana yang akhirnya bekerja di bidang yang sangat berbeda dengan jurusan ilmu yang diambilnya di bangku kuliah. Lulusan arsitektur terjun di bidang marketing bukan hal yang aneh lagi. Tuntutan mengepulkan asap dapur lebih mendesak daripada sok idealis dengan bidang ilmu yang ditekuni.



Apa yang dimaksud dengan kleptomania??. Klepto diartikan sebagai suatu kecendrungan yang dimiliki seseorang untuk mengambil benda-benda milik orang lain, dengan atau tanpa sepengetahuan orang tersebut. Mania berarti dilakukan berulang kali dan menjadi suatu kebutuhan untuk orang tersebut. Kleptomania sebenarnya sama saja dengan mencuri karena intinya adalah mengambil milik orang lain. Kleptomania sebenarnya bukanlah suatu kecendrungan yang dibawa sejak lahir, namun hal tersebut terjadi karena proses pengkondisian diri lingkungan sosial. Jika dibiarkan dan tidak ditangani maka seiring dengan usia, perilaku kleptomania akan berkembang menjadi perilaku-perilaku buruk yang lain seperti berkata bohong, menyangkal, menyalahkan orang lain, tidak bertanggung jawab dan memanipulasi fakta yang kesemuanya akan bermuara pada pembentukan sifat kurang peka terhadap perasaan orang lain atau yang lebih parah adalah tingkah laku yang anti sosial atau psikopat. Berikut ini adalah tips untuk membantu anak agar terhindar dari bahaya kleptomania :
1. Menanamkan konsep kepemilikan. Dengan memahami konsep kepemilikan, anak-anak akan bertanggung jawab dengan barang-barang miliknya dan menghormati barang orang lain. Jika dia menginginkan barang orang lain, anak harus minta izin terlebih dahulu. Untuk mengasah empatinya, diskusikan dengan anak apa yang dia rasakan jika barang yang dimilikinya diambil oleh orang lain tanpa izin.
2. Membiasakan bersikap jujur. Tanamkan pada anak untuk selalu berkata dan bersikap jujur karena itu adalah modal untuk mendapatkan kepercayaan orang lain.
3. Menjadi teladan. Orang tua harus menjadi contoh yang baik karena mereka selalu melihat apa yang orang tua lakukan.
4. No labelling. Jangan kacaukan upaya perbaikan sikap anak dengan mengungkit-ungkit peristiwa pencurian yang telah dia lakukan, apalagi ditambah dengan memberikan julukan "si klepto" atau "tukang nyuri" karena saat dipanggil dengan julukan tersebut maka dia akan berperilaku sesuai dengan julukannya.
5. Ingatkan bahwa selalu "ada yang Maha Melihat". Dengan memberikan pendidikan agama sejak dini, kita bisa memasukkan konsep Ketuhanan dan mengingatkan anak bahwa dimanapun mereka berada, tidak akan pernah sendirian karena Tuhan selalu melihat apa saja yang mereka lakukan. Dan Tuhan akan menyayangi anak-anak yang berbuat baik.

Keberhasilan dalam penanganan masalah ini sangat tergantung pada konsistensi, kesabaran dan kekompakan keluarga serta orang-orang di sekitar seperti guru dan kerabat. Dan ingatlah bahwa tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki keadaan.

me